Intervensi Beijing untuk Mengatasi Krisis Listrik Mungkin Menimbulkan Masalah Baru

Intervensi Beijing untuk Mengatasi Krisis Batu Bara Mungkin Menimbulkan Masalah Baru Kekurangan batu bara Tiongkok telah menyebabkan pemadaman listrik yang meluas serta melonjaknya harga batu bara. Otoritas turun tangan dan harga batu bara turun. Tapi masalah dengan pemadaman listrik, mungkin menjadi lebih buruk. Pada hari Rabu, beberapa produsen batu bara utama di Tiongkok mengatakan, mereka akan membatasi harga batu bara. Itu, setelah rezim Tiongkok menerbitkan tiga artikel sehari sebelumnya, meminta perusahaan milik negara untuk memastikan pasokan dan harga batu bara serta listrik yang stabil "dengan cara apapun." Setelah pengumuman resmi keluar, harga batu bara turun di seluruh Tiongkok, dengan penurunan maksimum 10%. Dua orang dalam mengatakan, bahwa lebih banyak perusahaan tambang batu bara milik negara, akan meluncurkan rencana pembatasan harga. Sebelum langkah ini, harga batu bara melonjak di Tiongkok, di beberapa daerah, bahkan naik tiga kali lipat dari tahun lalu. Itu menurut laporan media pemerintah Tiongkok. Sementara harga batu bara naik, pasokan menurun. Seorang profesor hukum komersial Tiongkok, mengatakan intervensi Beijing tidak dapat menyembuhkan akar masalah, bahwa pembatasan harga batu bara bukanlah solusi yang berkelanjutan. Dia menunjukkan, perusahaan batu bara menghadapi dilema: tidak bisa untung karena harga murah. Tapi mereka tetap harus memproduksi batu bara. Beijing akan mengimpor lebih banyak gas alam dari Amerika, lebih dari dua kali lipat angka saat ini. Ini setelah perusahaan milik negara Tiongkok membuat kesepakatan pasokan jangka Panjang dengan salah satu produsen gas terbesar AS: Venture Global LNG. Menurut laporan Financial Times, mulai tahun 2023, raksasa minyak dan gas Tiongkok Sinopec dan 'trading arm' - nya, akan mendapatkan 5 juta ton gas alam cair per tahun dari perusahaan Amerika itu. Kesepakatan itu tampaknya menjadi kabar baik bagi rezim komunis, saat tekanan listrik negara itu menyebabkan pemadaman listrik, baik di pabrik-pabrik serta daerah pemukiman, dan memukul Tiongkok dengan keras. Sumber tautan terkait: https://www.epochtimes.com/b5/21/10/20/n13318004.htm https://cn.reuters.com/article/china-coal-miners-prices-1020-wedn-idCNKBS2HA0OH https://www.sohu.com/a/496068739_120094090?spm=smpc.home.top-news2.1.1634690142288D0y6oTB&_f=index_news_0 https://www.voachinese.com/a/China-coal-prices-plunge-from-record-high-as-government-considers-intervention-20211020/6278400.html https://www.bbc.com/zhongwen/simp/chinese-news-58913011 http://www.gov.cn/2014-06/11/content_2698760.htm https://tw.news.yahoo.com/%E4%B8%AD%E5%9C%8B-%E7%85%A4%E5%83%B9%E6%9A%B4%E6%BC%B23%E5%80%8D-%E7%95%B6%E5%B1%80%E5%87%BA%E6%89%8B%E5%B9%B2%E9%A0%90-%E7%85%A4%E7%82%AD%E6%9C%9F%E8%B2%A8%E8%B7%8C%E5%81%9C-110920178.html https://ec.ltn.com.tw/article/breakingnews/3707700 https://www.reutersconnect.com/all?id=tag%3Areuters.com%2C2021%3Anewsml_KBN2H50E1&share=true https://www.epochtimes.com/gb/21/10/21/n13319498.htm https://www.ft.com/content/00fdc70e-1482-4ce6-ba43-a802550838d4 ---- Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)” New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global. Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongkok) Donasi dukung kami ☛ https://ntdindonesia.com/donasi/ Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://ntdindonesia.com/ Terhubung dengan kami di Safechat ☛ https://safechat.com/channel/2790461463648540578 Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://facebook.com/ntdindonesia/ Terhubung dengan kami di Telegram ☛ https://t.me/ntdindo Terhubung dengan kami di Twitter ☛ https://twitter.com/indonesia_ntd Saksikan juga vide