Ekonom Tiongkok Memperingatkan Beijing tentang 'Kemiskinan Bersama'

Ekonom Tiongkok Memperingatkan Beijing tentang 'Kemiskinan Bersama' Layanan microblogging mirip Twitter Tiongkok, Weibo, memperketat sensor ucapan di platformnya. Dalam beberapa hari, Weibo menangguhkan hampir 160 ribu pengguna, dan secara permanen menghapus lebih dari 50 saluran populer. Beberapa orang Tiongkok mengatakan, 'Revolusi Kebudayaan 2.0' telah tiba. Platform media sosial Tiongkok, Weibo, bersikap keras pada kebebasan berbicara. Diumumkan pada hari Senin (30 Agt) bahwa siapa pun yang memposting komentar negative di akun resmi untuk kantor pemerintah atau outlet media yang dikelola negara, akan dianggap sebagai "menimbulkan masalah". Setelah pengumuman itu, Weibo dengan cepat menangguhkan hampir 160 ribu akun. Penangguhan diatur untuk berlangsung dari satu minggu, hingga tiga bulan. Dua hari kemudian, Weibo membuat pengumuman lain, kali ini menargetkan media yang menerbitkan konten keuangan. Weibo secara permanen melarang 52 akun di batch pertama dari tindakan kerasnya. Itu adalah akun-akun dengan banyak pengikut. Dan beberapa saluran yang dimaksudkan hanya untuk lelucon, juga dilarang sebagai platform keuangan. Itu mengejutkan banyak orang. Seorang ekonom Tiongkok yang berpengaruh, memberi peringatan atas tindakan keras Beijing terhadap berbagai perusahaan dan sektor Tiongkok. Zhang Weiying, mengatakan, intervensi negara yang berlebihan dalam perekonomian akan merugikan pekerjaan dan konsumen. Dia berkata, itu tidak akan membawa Tiongkok ke "kemakmuran bersama", tapi ke kemiskinan. Dan kekhawatirannya mendapatkan pengakuan di Tiongkok. Salah satu think tank top Tiongkok, Chinese Economist 50 Forum, menerbitkan analisisnya. Zhang telah lama menjadi kritikus pemerintah besar. Dia mendukung ekonomi bebas. Dia percaya ekonomi bebas memungkinkan orang miskin, untuk menempa jalan menuju keadaan yang lebih baik. Di Tiongkok, suara oposisi seperti Zhang, adalah jarang terjadi, dan Beijing terus meningkatkan tindakan kerasnya terhadap berbagai sektor di Tiongkok. Pembuat chip Tiongkok SMIC mengatakan akan menginvestasikan hampir 9 miliar dollar untuk membangun pabrik di negara itu. Langkah ini dilakukan di tengah kekurangan chip global. Ekspansi domestik juga sejalan dengan dorongan Beijing untuk menjadi mandiri di sektor tersebut. SMIC sebagian didukung oleh dana chip yang berafiliasi dengan negara Tiongkok, itulah mengapa SMIC ada dalam daftar hitam AS yang membatasinya untuk menerima peralatan manufaktur dari pemasok AS. Sumber tautan terkait: https://www.ntdtv.com/b5/2021/09/03/a103206802.html https://finance.sina.com.cn/tech/2021-08-30/doc-iktzscyx1329239.shtml https://www.zaobao.com.sg/realtime/china/story20210902-1189703 https://archive.is/60G9e#selection-3227.0-3231.47 ----- Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)” New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global. Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongkok) Donasi dukung kami ☛ https://ntdindonesia.com/donasi/ Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://ntdindonesia.com/ Terhubung dengan kami di Safechat ☛ https://safechat.com/channel/2790461463648540578 Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://facebook.com/ntdindonesia/ Saksikan juga video kami di ☛ https://www.youmaker.com/c/G8zrx28kkA0K Saksikan juga video kami di ☛ https://www.dailymotion.com/ntdindonesia Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.youtube.com/ntdkehidupan Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.dailymotion.com/ntdkehidupan Youmaker ☛ https://www.youmaker.com/c/ntdkehidupan #kemiskinanbersama #kemakmuranbersama #tindakankeras #pembatasan #cina #china #tiongkok #pkt #partaikomunistiongkok #krisis #b