We use cookies to understand how you use our site and to improve your experience. This includes personalizing content and advertising. By continuing to use our site, you accept our use of Cookies, Privacy Policy Term of use.
Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 0:00
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 0:00
 
1x
53 views • January 22, 2022

Mengapa Pasar Saham Dalam Negeri Tiongkok Melonjak Tahun Lalu? : Analis

NTD Indonesia
NTD Indonesia
Mengapa Pasar Saham Dalam Negeri Tiongkok Melonjak Tahun Lalu? : Analis Pasar saham Tiongkok melonjak sekitar 20% tahun lalu. Pertumbuhan tersebut menyegel posisi Tiongkok sebagai pasar ekuitas terbesar kedua di dunia. Pada saat yang sama, saham Tiongkok yang terdaftar di AS terpukul keras. Mengapa kedua pasar ini sangat berbeda? Berbeda dengan pasar di luar negeri, pasar saham di Tiongkok daratan melonjak ke valuasi sekitar $12,7 triliun tahun lalu. Kenaikan ini sebagian berkat kenaikan harga yang moderat serta serbuan listing baru di Shanghai atau Shenzhen. Menurut data S&P, nilai total saham Tiongkok di dalam negeri, naik sekitar 20%, setara dengan lebih dari 2 triliun dolar tahun lalu. Sebaliknya, saham Tiongkok yang terdaftar di AS atau Hong Kong turun 42%, kehilangan nilai sekitar $758 miliar dolar. Beberapa pakar industri berpikir, Tiongkok ingin mengalihkan fokusnya ke pengembangan teknologi maju dan manufaktur. Analis urusan Tiongkok, Jingyuan Tang menjelaskan mengapa menurutnya, rezim Tiongkok menekan sektor internet konsumen. Spesialis Tiongkok, Erping Zhang, berpikir masalahnya adalah kekurangan uang di Tiongkok saat ini. Zhang mengatakan, dalam masyarakat tertutup seperti Tiongkok, pertimbangan politik selalu menjadi pertimbangan ekonomi. Zhang memperingatkan bahwa saat ini sangat berisiko untuk berinvestasi di Tiongkok karena Xi Jinping mendorong kebijakan 'kemakmuran bersama'. Dengan tujuan untuk memeras orang kaya dan mendistribusikan kembali kekayaan, seluruh lingkungan investasi menjadi tidak pasti. Sumber tautan terkait: https://www.wsj.com/articles/chinese-companies-listed-at-home-surge-while-crackdowns-clobber-those-abroad-11641205803?reflink=share_mobilewebshare ------- Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)” New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global. Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongkok) Donasi dukung kami ☛ https://ntdindonesia.com/donasi/ Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://ntdindonesia.com/ Terhubung dengan kami di Safechat ☛ https://safechat.com/channel/2790461463648540578 Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://facebook.com/ntdindonesia/ Terhubung dengan kami di Telegram ☛ https://t.me/ntdindo Terhubung dengan kami di Twitter ☛ https://twitter.com/indonesia_ntd Saksikan juga video kami di ☛ https://www.dailymotion.com/ntdindonesia Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.youtube.com/ntdkehidupan Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.dailymotion.com/ntdkehidupan #saham #beijing #pasarsaham #bursasaham #tiongkok #tindakankeras #kemakmuranbersama #china #sahamperusahaantiongkok #antimonopolitiongkok #jualsahamtiongkok #keuangan #finansial #ekonomi #teknologi #swasta #pemerintah #digital
Show All
Comment 0