Video Player is loading.
6
views •
March 10, 2022
Dosen Dipecat karena Mempertanyakan Narasi Rezim Komunis Tiongkok

NTD Indonesia
0 Followed
Dosen Dipecat karena Mempertanyakan Narasi Rezim Komunis Tiongkok
Beijing dikenal menjaga ketat arus informasi masuk dan keluar dari Tiongkok. Tapi bagi mereka yang berani mempertanyakan rezim Komunis, atau memperdebatkan narasi sejarahnya, melakukannya di depan umum dapat menimbulkan risiko yang jauh lebih besar. Kita mendengar dari seorang analis urusan Tiongkok, yang berbagi pandangannya tentang bagaimana situasi telah berkembang.
Seorang dosen perguruan tinggi kejuruan Tiongkok sedang mencari pekerjaan baru. Itu setelah dia kehilangan yang lama, karena komentar yang memperdebatkan narasi resmi Partai Komunis. Ini berkaitan dengan topik yang sangat sensitif untuk Beijing, peristiwa bersejarah yang melibatkan Tiongkok dan Jepang.
Rezim Tiongkok mengklaim bahwa Jepang membunuh 300 ribu orang Tiongkok dalam sebuah peristiwa yang disebut Pembantaian Nanjing. Subjek itu muncul di kelas sang dosen bulan lalu. Saat itulah dia menyarankan lebih banyak data diperlukan untuk mendukung narasi sejarah tersebut.
Kata-katanya tampak tidak berbahaya, saat para ahli sejarah telah memperdebatkan jumlah kematian itu selama bertahun-tahun, tidak pernah mencapai kesimpulan yang menyatu.
Namun salah satu muridnya merekam pelajarannya dan melaporkannya. Perguruan tinggi memecatnya segera setelah itu. Mengutip apa yang diberi label sebagai "kecelakaan pengajaran besar dan dampak sosial yang merugikan."
Salah satu outlet media utama milik pemerintah Tiongkok, People's Daily, melaporkan cerita tersebut. Media itu juga mengkritik Song. Mengatakan dia “gagal menjadi guru dan orang Tiongkok.”
Tapi opini publik tampaknya berpihak pada Song. Analis urusan Tiongkok, Jason Ma adalah salah satu yang menyuarakan dukungan. Dia berkata, insiden itu mencerminkan memburuknya lingkungan sosial Tiongkok. Dia menunjukkan bahwa narasi rezim komunis Tiongkok telah menjadi satu-satunya kebenaran yang dapat diterima, dan bahwa setiap orang Tiongkok yang mengatakan sebaliknya atau mengajukan pertanyaan, secara efektif melakukan dosa, setidaknya dari perspektif Beijing.
Dia juga menyebutkan bagaimana rezim mendorong orang untuk melaporkan orang lain. Ma menyatakan bahwa dalam pandangannya, Song adalah salah satu yang menurut rezim paling menjengkelkan. Bukan karena dia mempertanyakan narasi, tapi karena dia mendorong siswa untuk mengesampingkan kebencian dan menggunakan logika sebagai gantinya.
Sumber tautan terkait:
https://www.breakinglatest.news/news/the-expulsion-of-song-gengyi-in-shanghai-the-informant-student-was-exposed-nanjing-massacre-death-data/
https://www.ntdtv.com.tw/b5/20211220/video/313594.html?%E4%B8%8A%E6%B5%B7%E5%AE%8B%E5%BA%9A%E4%B8%80%E8%80%81%E5%B8%AB%E8%A2%AB%E9%96%8B%E9%99%A4%E7%99%BC%E9%85%B5%20%E5%91%8A%E5%AF%86%E5%AD%B8%E7%94%9F%E8%A2%AB%E6%9B%9D%E5%85%89
https://rmrbcmsonline.peopleapp.com/upload/ueditor/image/20211216/a_656073383196225536.jpeg?x-oss-process=image/format,jpg/auto-orient,1
https://rs1.huanqiucdn.cn/dp/api/files/imageDir/f1779a4e3e272613008cc7125a2469ebu1.png?w=1260
https://www.youtube.com/watch?v=Y-UGDcKGCXo&ab_channel=%E6%9D%B0%E6%A3%AE%E8%A6%96%E8%A7%92-TheJasonAngle
-----
Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)”
New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global.
Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongkok)
Donasi dukung kami ☛ https://ntdindonesia.com/donasi/
Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://ntdindonesia.com/
Terhubung dengan kami di Safechat ☛ https://safechat.com/channel/2790461463648540578
Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://facebook.com/ntdindonesia/
Terhubung dengan kami di Telegram ☛ https://t.me/ntdindo
Ter
Show All 
Comment 0