We use cookies to understand how you use our site and to improve your experience. This includes personalizing content and advertising. By continuing to use our site, you accept our use of Cookies, Privacy Policy Term of use.
Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 0:00
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 0:00
 
1x
131 views • January 22, 2022

Propaganda Online Rezim Komunis Tiongkok untuk Menyembunyikan Kondisi Lockdown

NTD Indonesia
NTD Indonesia
Saat kekhawatiran tumbuh di antara penduduk Xi'an, salah satu dari mereka meminta bantuan secara online. Menulis tentang penderitaannya di media sosial, postingannya menguraikan persediaan makanan keluarganya yang menyusut dengan cepat. Pada hari Minggu (9 Jan), dia membagikan dua postingan di Weibo, platform media sosial mirip Twitter yang populer di Tiongkok. Di dalamnya, dia menjelaskan bagaimana pintu masuk ke rumah keluarganya telah disegel oleh otoritas, - bagian dari upaya pencegahan pandemi yang ketat di negara itu. Dia juga menggambarkan ketakutannya yang semakin besar, bahwa keluarganya bisa segera kelaparan. Tapi hanya satu hari kemudian, postingan itu menghilang. Pemosting aslinya kemudian menerbitkan permintaan maaf, mengklaim bahwa komunitasnya sebenarnya teratur, manajemen komunitas bertanggung jawab, dan bahwa tetangga saling membantu. Perubahan nada yang tiba-tiba telah memicu kecurigaan di dunia maya, dengan beberapa orang percaya, postingan itu mengisyaratkan bahwa para pemimpin komunitas dan polisi telah mengunjunginya, setelah dia memposting untuk meminta bantuan. Sebuah video baru muncul secara online dari kota Xi'an Tiongkok, dan itu menyebabkan kegemparan. Di pintu masuk unit apartemen, seorang pegawai pemerintah menyerahkan sekantong penuh makanan kepada seorang warga, tapi dia tidak segera melepaskannya. Sebaliknya, pegawai pemerintah berulang kali mengisyaratkan, warga harus "mengatakan sesuatu". Baru setelah mengucapkan kalimatnya, berterima kasih pada pemerintah, pekerja itu melepaskan kantongnya. Di bawah kebijakan “Nol-Covid” Partai Komunis Tiongkok, 13 juta penduduk kota Xi-an telah menjadi sasaran beberapa tindakan penguncian paling ketat sejak pandemi pertama kali pecah di Wuhan, pada tahun 2020. Selama lebih dari 2 minggu, penduduk setempat dilarang meninggalkan rumah mereka sama sekali, bahkan dari membeli bahan makanan. Untuk mengkompensasinya, para pejabat telah menjanjikan pengiriman makanan dari pintu ke pintu secara teratur. Tapi keluhan online menggambarkannya sebagai hal yang jarang dan tidak tersampaikan dengan baik. Warga telah memposting video di media sosial yang menunjukkan kesulitan saat ini, di bawah perintah tinggal di rumah, tapi otoritas mencoba untuk mengubah moral yang sebagian besar negatif itu. Di satu sisi, mereka menghapus postingan yang mengeluhkan kekurangan makanan, di sisi lain, mereka mendorong gagasan bahwa warga berterima kasih atas pengiriman makanan yang didukung negara. Namun video tadi, di antara yang lain, telah memicu kemarahan publik, dengan banyak pengguna media sosial menyuarakan kritik. Media corong partai komunis Tiongkok menjelek-jelekkan Amerika. Tapi orang-orang Tiongkok tidak menerimanya. Pada hari Minggu, Xinhua News secara resmi memposting di Weibo, - platform media sosial mirip Twitter, mengatakan kasus Covid, atau virus PKT, telah secara kumulatif melonjak menjadi lebih dari 60 juta di AS. Postingan itu juga mengklaim, pengguna internet meratapi bahwa kontrol pandemi di AS gagal. Komentar dari pengguna internet pun berdatangan. Tidak lama kemudian, Weibo menutup komentar di postingan tersebut. Tapi outlet media online Tiongkok, membagikan tangkapan layar dari beberapa komentar. Sumber tautan terkait: https://www.ntdtv.com/gb/2022/01/11/a103318604.html https://www.epochtimes.com/gb/22/1/8/n13489631.htm https://gnews.org/1837273/ https://chinadigitaltimes.net/chinese/675652.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter ------ Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)” New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global. Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongk
Show All
Comment 0